Selasa, 27 Oktober 2015

KULI BONGKAR MUAT IKUT PETIK BERKAH PANEN TEMBAKAU


Senin (26/10). Riuh musik dangdut menghentak dari sebuah gudang tembakau yang berada di jalan Perintis Kemerdekaan Temanggung. Tampak antusiasme warga sekitar untuk saksikan panggung musik yang berdiri di tengah lapangan luas, yang diapit pepohonan rindang dan puluhan pohon kelapa yang tumbuh subur dalam komplek gudang tersebut.

Semula penulis menduga, pentas dangdut ini difasilitasi oleh pihak gudang. "Ini acara syukuran kabe-kabe (kuli bongkar muat) setelah gudang tutup, mereka patungan dan pinjam tempat di sini." ungkap seorang satpam setempat. Saat ditanya berapa tarif angkut perkeranjang tembakau yang biasa diterima oleh tenaga bongkar muat ini, satpam tersebut menyebut angka sepuluh ribu.

Sementara Tri (45 th) seorang karyawan gudang menceritakan, "Mereka terima upah untuk bongkar Rp. 20.000,- dan untuk muat Rp. 10.000,-. Sedangkan untuk tembakau dengan grade tinggi, mereka bisa dapat lebih dari itu." Setiap keranjang  biasanya berisi tembakau dengan berat antara 40 sampai 50 kg, sedangkan berat keranjangnya sendiri sekitar 6 kg.

"Di gudang lain untuk srintil mereka bisa terima sampai ratusan ribu. Tapi tahun ini disini tidak terima itu." Imbih Tri. Srintil adalah sebutan untuk tembakau grade G, tembakau terbaik nomer satu dan yang termahal di dunia.

Sementara dari atas panggung masih terlihat puluhan kuli angkut yang ikut bergoyang diiringi lagu terakhir dari sang biduan. Semilirnya angin yang berhembus dari celah dahan dan semburatnya senja di sisi langit barat seakan ikut rasakan kebahagyaan mereka. Dan semakin menambah buncah di wajah-wajah yang sehari-hari bekerja kasar ini. Musim panen di Negeri Tembakau, adalah berkah dan harapan bagi mereka.


Load disqus comments

0 komentar