Senin, 04 Mei 2020

MUSIM SEMI CINTA KITA PASCA PANDEMI CORONA


Pesantren Ramadan ke 8
Jumat, 1 Mei 2020
Oleh : Ustad Cahyadi Takariawan 
(Trainer, Penulis buku, Pengasuh Wonderful Family dll)

Pemandu Acara : Salma Amalina Nursamhana 
(Mahasiswa Hubungan Internasional UNS 2018)
Tilawah : Fatih Salma Azzahrah
 (Mahasiswa D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan UNS 2017)

Tidak dapat dihindari kondisi karantina wabah covid-19 bisa menciptakan wabah keluarga diantaranya kekerasan dalam keluarga. Setelah tinggal dirumah saja banyak muncul konflik yang kemudian akhirnya menimbulkan perceraian. Seperti yang telah dilaporakan kepada PBB banyak negara (Australia, Amerika, Cina dll) melaporkan terjadi “horrifying global surge” dalam kasus KDRT. Sekjen PBB António Guterres menyampaikan ajakan untuk melakukan gencatan senjata agar kekerasan dalam keluarga tidak terjadi lagi. 

Agar tidak terjadi hal yang sama maka keluarga harus mempunyai cara untuk mengantisipasi wabah baru pasca pandemi. Harapannya berakhirnya pandemi kita datang musim semi cinta dalam keluarga.
Langkah pertama agar tidak terjadi masalah dalam keluarga adalah dengan cara kita memahami alasan mengapa masalah ini meningkat, diantaranya:

1. Kekagetan dan Penolakan
Wabah ini datang mendadak tanpa kita prediksi sebelumnya. Respon pertama manusia menghadapi krisis, biasanya adalah denial (Elisabeth Kübler-Ross, The 5 Stages of Grief, 1969)
Kebersamaan selama dirumah saja secara umum ini adalah sesuatu yang tidak dirindukan dan tidak diharapkan diawal.

2. Tekanan Keadaan
Tekanan ini berupa ketakutan pada pandemi, hilangnya kebebasan, tidak adanya variasi kegiatan, hilangnya ruang sosial yang nyata / pertemanan, tidak bisa bekerja secara normal, anak-anak kurang ruang berekspresi, penghasilan (bisa) berkurang bahkan hilang.

3. Family technostress 
Ini adalah jebakan teknologi dalam keluarga dimana keluarga secara fisik bertemu dan berkumpul bersama dalam rumah tapi masing masing sibuk dengan aktivitasnya sendiri melalui gadget atau yang lain. Untuk itu perlu dibuatkan family time dan gadget time.

4. Kehilangan keseimbangan.
Terjebak dirumah saja dalam waktu lama menyebabkan ketidakseimbangan. Maksudnya ini adalah adanya kejenuhan karena kebersamaan terus menerus dan tidak ada privasi.

5. Hilangnya Homeostatis
Homeostatis keluarga adalah kecenderungan suatu keluarga untuk memelihara keadaan ekuilibrium dinamik, dan melakukan upaya-upaya untuk memulihkan ekuilibrium ini ketika terganggu.

Langkah yang perlu dilakukan agar terhindar dari wabah kelurga dan kemudian melahirkan musim semi cinta pasca pandemi diantaranya:

1. Menguatkan pondasi keluarga
Menguatkan pondasi keluarga adalah meningkatkan ketaqwaan pada Alloh SWT.

2. Menguatkan komponen cinta
Kebersamaan yang terus menerus jangan sampai mengurangi komponen cinta. Cinta yang menjalin suami dan istri, memiliki tiga komponen aktif yang harus dipenuhi, yaitu komitmen (commitment), gairah (passion) dan kelekatan (intimacy). Kesempatan ini adalah masa yang tepat untuk mengevaluasi bersama tiga koponen penting ini.

3. Mengkondisikan keluarga
Menguatkan kesabaran dan meningkatkan fisik keluarga.

4. Mengelola Family Time
Tinggal bersama orang-orang yang dicinta, semestinya dinikmati dengan cara dikelola berbagai aktivitas dan dinamikanya. Semua anggota keluarga duduk bersama untuk menyepakati aturan dan  komitmen bersama. Buat komitmen kebersamaan, pakta integritas, sampai kesepakatan teknis pembagian peran dan aktivitas sehari-hari.

5. Kekompakan Suami dan Istri
Suami istri tidak panik dan kompak didalam mengendalikan dan memberi keteladanan pada anak anak.

6. Ciptakan produktivitas
Disini dapat dilakukan dengan cara membuat karya bersama dalam keluarga

Resume oleh : Triana

Load disqus comments

0 komentar