Jumat, 09 November 2018

8 Catatan Perjalanan Pak Gery Menjadi Kepala Desa Ketitang


1. Maju Karena Diminta oleh warga.
Pak Gery maju bukan keinginan sendiri, namun permintaan warga yang terus berdatangan agar pak Gery bisa melakukan perubahan2 yang baik di Desanya dengan menjadi Kepala Desa.

2. Syarat yang diajukan untuk menerima permintaan warga hanya satu : Direstui oleh Ibunda (Mertua).
Pak Gery dan istri (Ibu Elyna) hanya mengajukan satu syarat ini. Pada awalnya ibunda tidak setuju. Namun mendengar langsung permohonan warga, beliau akhirnya menyetujui.

3. Sebagian besar kawan pak Gery tidak setuju ia maju karena akan berdampak pada melemahnya kekuatan menuju Pileg 2019 jika ia mengalami kekalahan.
Berbagai masukan dan diskusi selalu mengarah agar pak Gery mengurungkan niat untuk maju di pilkades. Namun, ia menyatakan tidak punya pilihan lain. Para pendukungnya juga mengancam akan meninggalkan Ibu Elyna di Pileg 2019 jika pak Gery tidak mau maju untuk membantu warga menjadi pemimpin mereka.
Baca Juga: Dramatis, Kader PKS Menangi Pilkades Ketitang

4. Menolak bantuan perdukunan tanpa menyinggung perasaan.
Saat itu ia kedatangan tamu yang membawa dukun untuk membantu memastikan pak Gery bisa menang di pilkades. Pak Gery tidak menolak secara langsung. Namun, dengan alasan sudah terlanjur janjian dengan orang pintar dan dijemput, ia harus ikut. Saat itu saya sendiri dan pak Mujiono yang membawa pak Gery keluar dari rumahnya menuju dusun lain.

5. Mengelola Preman dengan cara berbeda.
Kadang para dai hanya mau berdakwah pada orang2 yang sudah baik. Tentu dakwah mereka akan mudah diterima. Namun, bukankah Rasulullah SAW bahkan berdoa agar dipilihkan satu dari dua Umar.
Pak Gery selalu mencoba merangkul semua kalangan, termasuk preman. ia bahkan sering berkunjung ke Nusakambangan saat salah satu preman di kampungnya dipenjara disana, bahkan menjemputnya ketika sang preman dibebaskan.
Walaupun sang preman inipun akhirnya tidak mendukungnya, ia tidak membencinya. Pak Gery tetap ingin merangkulnya, terutama jika ia menang.
di Pilkades kali ini, ia juga didukung oleh banyak preman di kampungnya. Namun, para preman ini tidak melakukan intimidasi sama sekali. mereka hanya melakukan penjagaan agar pendukung terbebas dari intimidasi lawan.

6. Penjagaan dari kawan
Walaupun banyak preman yang bergabung di barisan pak Gery, tetap saja ia kalah pengalaman mengelola mereka jika dibandingkan dengan calon Kepala Desa lainnya. Beruntunglah ada kawan yang membantu dengan membawa preman yang berasal dari berbagai daerah sebagai tambahan pengamanan.
Pada malam hari H para preman yang dibawa oleh kawan ini berhasil menghalau intimidasi, bahkan sempat terjadi aksi saling pukul.
Ketika pagi hari awal pencoblosan, mereka lagi-lagi bisa mengamankan para pendukung yang hampir dibawa dengan mobil oleh tim calon lainnya.
Pak Eko, nama kawan itu. Nama yang sedang hits saat ini. Ia sejak sore H-1 berjaga bersama orang2 yang dibawanya hingga malam hari berikutnya usai pak Gery dinyatakan menang.

7. Penghitungan suara yang dramatis, sebuah pelajaran untuk tetap tawakal kepada Allah.
pada awalnya suara antara dua calon selalu berimbang hingga saat penghitungan mendekati separo jumlah suara masuk memperlihatkan keunggulan pak Gery dengan selisih cukup besar, 150 suara.
Namun, suara calon lainnya kemudian lebih sering disebut. Selisih semakin tipis. Hingga saat istirahat Maghrib, suara dinyatakan berimbang.
Para pendukung pak Gery, termasuk saya sendiri sempat down dengan hal ini, nampaknya suara pendukung calon lain tertumpuk di sesi akhir penghitungan. Begitulah pikiran kami saat itu. Padahal masih menyisakan 150 kartu suara yang belum dibuka.
Sholat Maghrib menjadi kesempatan untuk berdoa. Doa dan dzikir terus dilantunkan sambil mendengarkan penghitungan suara. telinga ini sepertinya hanya mendengar nomor urut calon lain dibaca. Sampai kemudian selesailah penghitungan suara. Apakah memang kalah ?
Ternyata dari penghitungan di atas kertas, pak Gery nampak unggul. Ada yang menyatakan unggul dengan 2 suara, 4 suara bahkan 15 suara. Yang penting unggul, pikir saya saat itu.
Menunggu pengumuman dari panitia serasa menunggu berjam-jam. Nampak begitu lama sekali. Jantung berdetak lebih kencang, kakipun terasa bergetar.
akhirnya pengumuman itu datang, pak Gery dinyatakan unggul 4 suara. Subhanallah. ALLAHU AKBAR.

8. Ketulusan pendukung
Begitu dinyatakan menang, kami segera merapat ke rumah pak Gery. Saat itu kami menyaksikan para pendukung berdatangan sambil menangis. Mereka memeluk erat pak Gery. Bahkan beberapa nenek sambil memaksa memeluk pak Gery. salahsatunya bilang "Pak Gery saya mohon maaf, pokoknya harus memeluk pak Gery" dengan linangan air mata yang terus tumpah.
Tibalah waktu sholat isya. Pak Gery mengajak kami sholat di TPQ karena Masjid sedang dibangun. Ada preman yang mengikuti kami, ia menyampaikan ke pak Gery "mas Gery, sesuai janji saya, jika jenengan menang maka saya akan Sholat". Subhanallah, baru dinyatakan menang sudah membawa hidayah.

Semoga pak Gery amanah menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa. Membawa kemajuan untuk masyarakatnya. Sesuai jargon beliau saat kampanye, yaitu mewujudkan desa yang BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR.

Oleh : M Anantiyo Widodo, Ketua Tim Pemenangan Pemilu Daerah DPD PKS Kab Temanggung
Load disqus comments

0 komentar