Sebuah film pendek berjudul "Dessinez le Prophète" (Draw the Prophet) menyita perhatian dunia terutama para netizen. Di dalamnya menceritakan peristiwa yang dialami seorang pelajar muslim di Prancis ketika diminta guru menggambar wajah Nabi Muhammad SAW. Bagimana dia merespon tugas tersebut?
Film ini berlatar belakang kejadian penembakan di Charlie Hebdo, Prancis. Guru meminta murid-murid untuk menggambar Nabi Muhammad SAW yang akan dijadikan cover depan majalah satir tersebut. Semula pelajar muslim itu mengangkat tangan hendak menanyakan sesuatu, namun sang guru menolak. "No Question," katanya.
Dia pun tercenung sambil memikirkan bagaimana dia menyelesaikan tugas tersebut. Tidak tahu memulai dari mana, akhirnya dia putuskan menulis kalimat-kalimat yang sangat menyentuh hati...
"Wahai yang tercinta Rasulullah SAW,
Hari ini di sekolah, guru meminta kami melukis wajahmu. Aku suka melukis, tapi aku tidak pernah melihatmu. Lalu aku menutup kedua mataku. Dan aku melihat air mata ibu saat membaca kisahmu. Aku melihat ayah shalat sepanjang malam. Aku melihat kakak tersenyum meski dia baru mendapat penghinaan di jalan. Aku melihat sahabatku meminta maaf meski aku yang bersalah.
Aku ingin melukiskan semua gambaran ini. Di sini orang-orang ingin melihat semuanya, menyaksikan semuanya. Tapi aku menutup kedua mataku. Dan aku melihatmu datang kepadaku, kepada kami semua, dengan senyum yang paling sempurna. Bagaimana mungkin aku bisa melukiskan senyum yang sempurna?
Guru tidak memberiku kesempatan bicara saat aku ingin menjelaskan. Aku tidak menyalahkannya. Dia mungkin tidak pernah belajar mencintai seseorang yang tidak dilihatnya. Tapi aku, aku mencintaimu meski tak pernah melihatmu.
Aku tak begitu pintar melukis tapi aku ingin menulis. Aku ingin menulis kepadamu Ya Rasulullah. Jika saja kau bisa kembali hadir pada kami selama beberapa jam, beberapa detik, atau beberapa saat saja, mungkin dia akan mengerti."
Pelajar itu melukis huruf Muhammad dalam bahasa arab dibalik kertas. Sang guru tercekat senyumnya tak bisa berkata-kata lagi saat membacanya di sebuah kursi.
Video Mokhtar A. Wards ini diunggah ke Youtube pada 09 Agustus 2015 sampai saat ini sudah ditonton 790 ribu views. Dalam keterangannya dituliskan film tersebut terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi setelah demonstrasi di Prancis pada tanggal 11 Januari 2015. Film ini bercerita tentang sosok Nabi Muhammad SAW dan kedamaian yang diajarkannya. Namun juga memberi gambaran bagaimana respon dunia terutama Prancis paska kejadian Charlie Hebdo.
Allahumma sholi wassalim 'ala Muhammad...
Berikut videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=uUcxQRkZg_c&feature=youtube_gdata_player
Jumat, 16 Oktober 2015
Load disqus comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sering Dibaca
-
Oleh: Farid Nu’man Hasan 1. Bulan Rajab dan Keutamaannya Bulan Rajab adalah salah satu bulan mulia, yang telah Allah Ta’ala sebutkan sebag...
-
Banyak aktifitas ibadah yang bisa lakukan bersama Alquran, yang paling sederhana adalah mencintai Al Qur’an dan membuktikannya dengan ...
-
Ikhwah dan akhwat fillah, saat ini gerakan dakwah kita memiliki rakizah siyasiah , yakni stressing atau titik tekan pada bidang poli...
-
Kerusakan yang terjadi pada umat Islam sekarang adalah kerusakan yang kompleks dan multidimensional. Kerusakan itu terjadi secara merata bai...
-
Apa itu masyarakat Islam dan bagaimana terbentuknya, adalah pertanyaan mendasar sebelum membahas lebih dalam bagaimana membentuknya...
-
Judul : Malamih Al-Mujama’ Al-Muslim Penerbit : Era Adicitra Intermedia, Solo Penulis : Dr. Yusuf Qardhawi Tebal buku : xiv + 562 halaman Uk...
-
Sekolah dengan sistem SKS merupakan sebuah tren baru dalam dunia pendidikan sekolah di Indonesia. Selama ini mungkin yang kita kenal sistem ...
-
Sebagian orang malas membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia. Sebagian orang merasa tidak punya wakt...
-
A gar al-imtidadud da’awi (penyebaran pertumbuhan da’wah) semakin berpengaruh dala...
-
Judul buku : Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah Penulis : Mujahidin Nur Penerbit : Zaytu...

0 komentar