Rabu, 14 Oktober 2015

Taujih Presiden PKS  Mohamad Sohibul Iman,PhD  di Kota Semarang

1.DPD PKS Kota Semarang akan mengusung salah satu kader terbaiknya Ustadz Zuber Safawi dalam kompetisi Pilkada mendatang. Menurut sejarah, kota ini dibangun dan dipimpin pertamakali oleh seorang ulama yakni Ki Ageng Pandanaran. Semoga kita semua bisa mengikuti jejak para ulama dalam membangun Kota Semarang, InsyAllah.

2.Kita ikut serta dalam pilkada, pemilu atau pilpres bukan hanya untuk mencapai kemenangan atau berkuasa semata. Kita ikut semua itu dengan niatan dan tekad untuk terus berkhidmat kepada rakyat. Karena berkhidmat itulah inti dari perjuangan kita di politik. Kekuasaan yang kita dapatkan adalah bonus dari Allah Swt. Kekuasaan adalah sarana kita untuk melipatgandakan khidmat dan pelayanan kita kepada rakyat.

3.Karena tujuan kita berpolitik itu mulia, maka cara-cara yang kita tempuh dalam mencapai tujuan tersebut harus juga mulia. Jangan pernah meraih tujuan-tujuan yang mulia dengan cara-cara yang tercela. Kita harus menang dengan bermartabat dan penuh berkah.

4.Cita-cita kita adalah membangun sebuah negara, yang dalam bahasa Al-Quran disebut sebagai Baldah Thayyibah Warabun Ghafur. Apa itu Baldah thayyibah? Sebuah negara dimana seluruh kebutuhan dasar hidup tercukupi dengan baik. Mulai dari sandang,papan, pangan, kesehatan, pendidikan dan keamanan terpenuhi dengan baik. Apakah kota Semarang sudah baldah thoyyibah? Bila diberi amanah, semoga dibawah kepemimpinan Ust Zuber bisa meraihnya.

5.Gambaran baldah thoyyibah adalah seperti negara-negara maju saat ini. Karena saya pernah lebih dari 10 tahun tinggal dan studi di Jepang, saya ingin menggambarkan baldah thoyyibah itu seperti disana.

6.Di Jepang, seluruh kebutuhan dasar terpenuhi dengan baik. Anak baru lulus s-1 saja sudah berpenghasilan rata-rata setara minimal 25 juta rupiah.Dulu beasiswa saya setara 20 juta rupiah. Jadi kalau mau ganti TV dan Kulkas tiap bulan bisa. Disana jaminan kesehatan sangat baik. Kalau  kita berkeluarga dan lahiran disana, biayanya gratis dan dapat uang santunan setara 30 juta rupiah. Tidak heran jika ada seorang kawan, ketika studi disana melahirkan tiga anaknya di Jepang, sudah gratis dapat uang 100 juta pula. Bapak-bapak pasti senang dengar yang ini.

7.Terkait pendidikan juga sama. Anak usia sekolah dasar, seluruh kebutuhannya dicukupi semua. Kebutuhan mulai dari atas kepala sampai alas kaki terpenuhi. Makan pun disediakan. Pemerintah menjamin penuh seluruh kebutuhan pendidikan dasar. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menyekolahkan anaknya. Karena semua tercukupi. Terlebih kalau kita bicara transportasi disana. Setiap 3 menit Kereta selalu ada. Jadi kalau janjian bisa kita kalkulasi dengan tepat. Tidak bisa kita alasan macet kalau kita terlambat janjian disana. Karena semua terukur dan dengan tepat. Berbeda kalau kita di Jakarta, susah memperkiraakan waktu kedatangan, karena memang macet dimana-mana.

8.Disamping itu, masalah keamanan juga baik. Saya pernah pergi bersama seorang ustadz dari timur tengah. Kita satu mobil bersama. Setelah turun dari mobil, ustadz tersebut tidak mengunci mobilnya. Saya tegur untuk ingatkan. Dengan tersenyum beliau menjawab, “Tenang saja, disini pasti aman. Negeri ini bukan negeri islam.” Jawaban ini tentunya bukan penghinaan tapi menjadi otokritik buat kita umat islam.

9.Satu hal lagi tentang kedisiplinan. Disana, ketika anak sudah mulai dewasa, mereka dibolehkan minum-minuman memabukkan. Nah, orang sana meskipun dalam kondisi mabuk masih bisa disiplin. Dalam kondisi mabuk mereka pun bisa tetap antri, mereka sadar dan tidak membuat onar. Ini bedanya dengan di Indonesia. Kalau di sini justru kebalikkannya. Banyak orang yang sadar yang berprilaku seperti orang mabuk. Lihat saja banyak kita temui di jalan raya, orang-orang  naik motor yang berlawanan arus. Ini prilaku orang sadar yang mabuk, membuat bahaya bagi sekitarnya.

10.Begitulah gambaran baldah thoyyibah. Namun dibalik itu semua, Jepang juga memiliki kekurangan. Ditengah majunya peradaban materi, ternyata mereka mengalami kekosongan jiwa atau spiritualitas. Di titik inilah pentingnya keseimbangan antara baldah thoyyibah dan  ‘Warabbun Ghafur’.

11.Di sana meskipun secara materi maju, angka kematian bunuh diri sangat tinggi. Saya beberapa kali menemui hal seperti itu.Ada kawan saya orang Jepang,  ketika pagi hari olah raga bersama dengan saya, tiba-tiba malamnya sudah gantung diri di kamarnya. Ini banyak terjadi. Jiwa mereka sangat rapuh. Kita semua tentunya menginginkan keseimbangan keduanya yakni peradaban materi yang maju dan kekokohan spiritualitas. InsyAllah.

12.Untuk mewujudkan cita-cita mulia itu, marilah kita mulai dengan membenahi diri dan partai kita terlebih dahulu. Qiyadah kita, Ketua Majelis Syuro Dr.Salim Segaf Al-Jufrie  meminta kita semua mengokohkan empat hal penting dalam diri dan partai kita.

13.Pertama, mari kita kokohkan jati diri PKS sebagai Partai Dakwah yang  senantiasa berkhidmat pada rakyat, bangsa dan negara. Dakwah dan politik adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Tentunya kita masih ingat saat pertama kali mendeklarasikan diri sebagai Partai Dakwah dulu, banyak kalangan  skeptis dan menilai  bahwa tidak mungkin dakwah yang biasanya ada di Masjid bisa masuk dalam politik. Jarak antara Masjid dengan istana atau senayan itu jauh. Dua hal itu tidak bisa disatukan. Dan bahkan beberapa pakar mengatakan tidak ada dalam literature mana pun yang menyebutkan istilah Partai Dakwah.  

14.Saat itu kita menjawabnya tanpa keraguan: “Jika memang tidak ada dalam literature itu istilah Partai Dakwah, maka izinkan kami yang memulai membuatnya ada.” Dan benar.  Sejak kita berdiri sebagai Partai hingga sekarang, banyak sekali skripsi,tesis hingga disertasi doktoral S-3 baik dari dalam dan luar negeri yang menjadikan Partai Dakwah sebagai obyek penelitian mereka. Mereka semua berhutang budi dengan Partai Dakwah ini. Justru tugas dan tantangan besar kita saat ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dakwah yang Rahmatan Lil Alamin ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melaui kebijakan-kebijakan yang kita perjuangkan. Bukan lantas mundur kebelakang meninggalkan jati diri partai dakwah itu.

15.Kedua, mari bangun rasa kebersamaan. Baik di internal maupun dengan berbagai elemen komponen bangsa yang lain. Kita ingin hubungan antara qiyadah dengan jundi sesempit mungkin gapnya, harus egaliter. Kita sekarang di DPP sangat berusaha untuk menjaga kebersamaan. Jangan setelah menjadi qiyadah menjaga jarak dengan kader-kader. Ini tidak boleh. Kita para qiyadah ini tanpa kader bukanlah siapa-siapa.

16.Rasa Kebersamaan sebagai sesama anak bangsa harus terus kita perkokoh. Bangun rasa saling percaya  dengan seluruh komponen bangsa. Nahnu minhum, nahnu ma’ahum,nahnu lahum. Kita harus punya prinsip, “ Jika 100 teman itu sedikit, maka ajak kader PKS untuk melipatgandakannya”. Dan JANGAN sebaliknya, “Jika 100 musuh itu sedikit, maka ajak kader PKS untuk melipatgandakannya”. Itu jangan sampai terjadi. Oleh karena itu jaga akhlaq kita, perbanyak silaturahim dan kawan kita. Terutama perilaku di dunia maya seperti media sosial, kita harus lebih hati-hati dan jaga diri.

17.Ketiga, mari ciptakan ekosistem dakwah struktural-kultural yang baik. Dakwah ini bukan hanya di ranah struktural seperti jalur politik saat ini. Banyak ranah lain seperti birokrasi, profesional, teknologi, bisnis, sosial, budaya, kampus dll. Kita tidak boleh melupakan sektor-sektor kultural. Apresiasi setinggi-tingginya untuk kader-kader yang berjuang di ranah-ranah kultural. Karena dakwah strukutural dan kultural saling membutuhkan dan menguatkan.

18.Keempat, mari kita bangun partai ini dengan serius. Kita menyebutnya dengan Good Party Governance. Kita perbaiki mulai dari aspek administrasi,manajemen organisasi, SDM, tata kelola organisasi, kaderisasi dll. Hal yang juga kita harus perhatikan adalah masalah pembiyaan partai. Masalah keuangan itu masalah sensitive, tapi justru itu yang harus kita dudukan bersama dan perbaiki pengelolaannya. Saat Musyawarah Nasional (MUNAS) kemarin, kita serukan Galibu (gerakan Lima Puluh Ribu). Dan dalam waktu yang cukup singkat terkumpul 2,4 miliar rupiah, Alhamdulilah. Dari total terkumpul 2,4 miliar itu sekitar 39 ribu yang ikut berdonasi, artinya kalau dirata-rata, per orang menyumbang sekitar 60 ribu. Dan yang luar biasa, ada juga yang menyumbang 20 ribu, ini menunjukkan rasa ingin terus terlibat dalam berkontribusi membangun partai ini. InsyAllah.

19.Semoga Allah terus meneguhkan hati kita untuk terus berjuang di jalan-Nya. Yang hakiki dalam politik adalah berkhidmat, bukan berkuasa. Berkuasa adalah bonus. Berkuasa adalah sarana untuk melipat gandakan amalan-amalan kita. Kita berkhidmat setiap saat sepanjang hayat bukan hanya untuk kepentingan sesaat. InsyAllah. Allahumma Amin.....
Allahu Akbar !!!

Sumber: Bidang Kehumasan DPW PKS Jateng


Load disqus comments

0 komentar