Kamis, 09 April 2015

PRO KONTRA RENCANA PENERAPAN SISTEM SKS DI SMA N 2 TEMANGGUNG

Sekolah dengan sistem SKS merupakan sebuah tren baru dalam dunia pendidikan sekolah di Indonesia. Selama ini mungkin yang kita kenal sistem SKS ada di perguruan tinggi, tetapi sekarang sistem SKS dikenal di sekolah, bahkan banyak yang berkeyakinan bahwa sekolah yang tadinya RSBI wajib menggunakan sistem ini.

Hal ini jugalah yang menjadi salah satu motivasi SMA N 2 Temanggung berencana menerapkan sistem SKS pada tahun ajaran 2015/2016. Namun wajar saja, ketika hal tersebut menimbulkan pro dan kontra, mengingat sistem SKS di tingkat sekolah menengah belum banyak dipakai.

Sama kita tahu bahwa sistem SKS di perguruan tinggi memungkinkan siswa masuk kuliah pagi, kemudian kosong di siang hari, dan kuliah lagi di sore hari. Namun bagaimana penerapan sistem SKS di tingkat sekolah? Bukankah siswa harus masuk terus dari jam 7 sampai pulang tanpa boleh ada jam kosong? Tentu ada segudang pertanyaan dan kekhawatiran di benak kita.

Awalnya, saya secara pribadi dan teman2 komisi D DPRD Temanggung juga mempunyai kekhawatiran yang sama terkait hal tersebut. Tetapi setelah mendengar pemaparan dari tim SKS SMA N 2 Temanggung dan berdiskusi panjang terkait hal tersebut pada hari Selasa, 07 April 2015 lalu, secara pribadi saya optimis dan menyambut baik rencana penerapan sistem SKS ini.

Penerapan sistem SKS di tingkat sekolah tidak sama dengan penerapan sistem SKS di Perguruan Tinggi. Di tingkat sekolah ada penyesuaian2 sehingga tidak dimungkinkan siswa mengalami kekosongan jam dan sebagainya.

Dari sisi pedagogis, SKS memungkinkan siswa memilih mata pelajaran yang disukainya, sesuai bakat minatnya. Tentu, hal yang bagus. Kemudian dengan sistem SKS ini siswa tidak akan ada yang tinggal kelas, karena mereka dapat mengulang mata pelajaran yang mendapat nilai jelek, dan juga dimungkinkan dilakukan di semester pendek. Siswa juga mendapat kesempatan untuk belajar lebih dalam, atau mendapatkan nilai yang lebih baik dengan cara mengulang, kesempatan belajar tidak ada habisnya, bahkan disisi lain siswa yang istimewa dapat lulus dalam waktu 4 semester.

Lantas apakah seorang siswa dapat menjadi siswa abadi? ini mungkin salah satu kelemahan sistem SKS di sekolah. Secara teknis tim SKS SMA 2 Menjelaskan bahwa ketika sistem ini jadi dilaksanakan, maka akan di atur angka minimal dan maksimalnya, yaitu siswa lulus minimal 2 tahun dan maksimal 4 tahun.

Meskipun tidak dapat dipungkiri akan tetap ada kekhawatiran bahwa pada akhirnya siswa  akan tetap diluluskan pada titik tertentu walaupun nilainya belum memenuhi kriteria kelulusan minimum, yang kemudian dipaksakan mencapai KKM karena telah mengikuti Semester pendek dsbg. Saya rasa itu bisa saja terjadi.

Kemudian yang menjadi masalah selanjutnya adalah tingkat kemandirian siswa yang belum setara dengan mahasiswa, padahal sistem SKS sangat menuntut kesadaran siswa yang tinggi untuk belajar dan berusaha. Untuk yang satu ini diperlukan guru yang dapat mendampingi dan memperhatikan siswa, seperti guru BK. Di lain pihak kemungkinan untuk lulus cepat menjadi salah satu keuntungan, siswa dimungkinkan lulus dalam dua tahun tidak tiga tahun.

Sistem SKS ini juga menganut konsep IPK untuk nilai. Dimana IP pada semester sebelumnya akan menentukan jumlah SKS yang dapat diambil siswa pada semester selanjutnya.

Yach banyak kelebihan meski banyak juga kekurangan sistem SKS di tingkat sekolah menengah. Namun ketika melihat semangat yang menggebu2 dari Tim SKS SMA N 2 Temanggung didukung dengan kualitas guru lain yang cukup mumpuni, saya rasa kelemahan2 itu dapat ditutup dengan kelebihan yang ada.

Saya dan teman2 cukup optimis SMA N 2 dapat berhasil sebagai  sekolah pertama di karesidenan Kedu yang menerapkan Sistem SKS ini. Meskipun hasil rapat kerja komisi D bersama Dinas Pendidikan dan Tim SKS SMA N 2 Temanggung yang dilaksanakan Kamis, 09 April 2015 ini memutuskan akan mengkaji lebih dalam apakah sistem SKS ini akan diterapkan pada tahun ajaran 2015/2016 atau tahun ajaran berikutnya.

Oleh Elynawati, Anggota DPRD Temanggung dari PKS


Load disqus comments

0 komentar