Kamis, 16 April 2015

Kebocoran soal UN, sebuah keprihatinan



Praktik jual beli jawaban soal UN di Temanggung, Bukti  kegagalan Sistem Pendidikan yang Diterapkan

Ujian Nasional ( UN ) di negeri ini hanyalah sandiwara. Kalau kita mau jujur, sesungguhnya UN tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar. Mengapa demikian ? Karena nyatanya dengan penentuan standar UN seperti saat ini tidaklah mengakomodasi seluruh kepentingan  negeri ini .

Pendidikan yang dikatakan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik , ternyata pada proses akhirnya justru  dirusak dengan kecurangan yang banyak terjadi .

Di saat-saat peserta didik seharusnya berjuang mengukur kemampuan mereka apakah layak lulus dan melanjutkan pendidikan ke PT, ternyata ada beberapa oknum yang secara sengaja menjual jawaban soal UN, dan parahnya generasi penerus bangsa kita menyambut sangat baik dengan membeli dan menjual kembali bocoran jawaban tersebut kepada sesama peserta UN.

Miris, meski untuk saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan sesuatu.

Mendiknas yang saat ini berteriak bahwa tidak mungkin terjadi kebocoran dalam penyelenggaraan UN hanya sekedar teriakan slogan belaka untuk menutupi kegagalan pemerintah dalam penyelenggaraan UN tahun ini. Nyatanya kebocoran telah terjadi di lapangan , selama 3  hari pelaksanaan UN SMA tahun ini, ternyata banyak kunci jawaban yang beredar baik melaui SMS maupun BBM meski kebenarannya tidak terjamin 100 % .

Satu hal yang menjadi pertanyaan, apakah pihak sekolah memfasilitasi hal tersebut sehingga karakter kejujuran peserta didik di sekolah  rusak dalam sekejap? maka sia-sialah pendidikan karakter yang telah ditanamkan kepada peserta didik selama 3 tahun belajar di lembaga pendidikan SMA . Jika tidak difasilitasi, mengapa saat mengikuti UN peserta didik bisa membuka hp?

Saya yakin, sebenarnya pemerintah tahu hal tersebut , tapi rupanya tetap tutup mata dan telinga , karena seandainya semua jujur dan banyak terjadi kegagalan dalam pelaksanaan UN maka pejabat pemegang kewenangan terhadap penyelenggaan UN lah yang akan mendapat akibatnya secara langsung .

Sebagai pengamat dan orang yang secara langsung mengawasi jalannya pendidikan di Temanggung, saya pribadi merasakan bahwa sistem pendidikan saat ini jauh lebih buruk.

Hal itu saya sampaikan bukan karna saya anti kemajuan dan perubahan , namun realita dilapanganlah yang berbicara. Bahwa penyelenggaraan UN ternyata justru banyak merusak karakter baik peserta didik.

Siapakah sebenarnya yang seharusnya bertanggung jawab terhadap semua itu ??

Oh alangkah carut marutnya sistem penyelenggaraan pendidikan di negeri ini


Oleh : Elynawati, Anggota DPRD Komisi D dari PKS


Posted via Blogaway


Load disqus comments

0 komentar