Selasa, 10 Februari 2015

Bersiap Siagalah!

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal, 8: 60)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa melalui ayat di atas Allah Ta’ala memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan perlengkapan perang guna memerangi musuh-musuh Allah Ta’ala sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan.

Mereka diperintahkan untuk menyiapkan senjata dan kuda guna terjun ke medan jihad fi sabilillah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu ‘Ali Tsumamah bin Syafi saudara ‘Uqbah bin Amir, di mana ia pernah mendengar ‘Uqbah menceritakan, aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda ketika beliau di atas mimbar: “’Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi.’ Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu memanah.”

Imam Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Kuda itu untuk tiga jenis orang; bagi seseorang kuda itu bisa menjadi pahala, bagi seseorang yang lain menjadi pelindung, dan bagi saeseorang yang lain menjadi dosa. Kuda yang menjadi pahala bagi seseorang adalah kuda yang digunakan di jalan Allah, ia menambatkannya di padang rumput atau kebun. Maka tidaklah setiap kali kuda itu makan, melainkan menjadi pahala kebaikan bagi orang tersebut. Walaupun kuda itu berhenti dari merumput dan menaiki satu atau dua tempat tinggi, maka bekas telapak kakinya dan kotorannya menjadi pahala kebaikan bagi orang itu. Jika kuda itu melintasi sungai lalu kuda itu minum dan si penunggangnya tidak membawanya sengaja untuk memberi minum, maka hal itu pun menjadi pahala kebaikan baginya. Ada juga orang yang menggunakannya sebagai kekayaan dan kehormatan dirinya, tetapi tidak melupakan hak Allah yang ada pada leher dan punggungnya (dalam menggunakan dan memeliharanya), maka kuda itu baginya menjadi pelindung. Dan ada juga orang yang menggunakan kuda dengan maksud membanggakan diri dan riya’, maka kuda itu baginya menjadi dosa.”

Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallampernah ditanya tentang keledai, maka beliau bersabda: “Allah tidak menurunkan ayat mengenai keledai itu melainkan ada di dalam ayat yang mencakup dan luar biasa ini: ‘Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerkjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula’ (QS. Al-Zalzalah: 7 – 8).”

Dari uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan, bahwa setiap kita hendaknya mau melakukan persiapan dan mengerahkan segala apa yang kita sanggupi untuk berjuang di jalan Allah Ta’ala. Oleh karena itu dalam konteks perjuangan dakwah, seorang kader dakwah hendaknya mampu menjadikan apa yang dia miliki, dan apa yang dia sanggupi, sekecil apa pun, menjadi bernilai kebaikan dan pahala jihad di jalan Allah.

Bersiap siagalah!

Sumber: www.intima'.com


Posted via Blogaway
Load disqus comments

0 komentar