Minggu, 14 April 2013

Artikulasi Cinta Kerja Harmoni




Cinta adalah kerja keabadian, hadirnya menyatukan yang bercerai –berai, memautkan hati untuk saling berbagi. Dengan cinta pekerjaan yang berat menjadi ringan, merasionalkan yang tidak rasional. Siapapun yang hatinya ada cinta, ia akan siap berkorban apa saja.
Pasukan yang tidak memiliki cinta akan kalah, rumah tanpa cinta akan rapuh, akal tanpa cinta tidak mampu berfikir, mata tanpa cinta akan buta. Seluruh kata cinta menjadi palsu belaka tanpa bersandar pada pemilik cinta. Demi merebut mahkota cinta kepada Allah, seorang raja sanggup menyerahkan tahta. Tanpa cinta, taman tidak sanggup berbunga. Mencintai pemilik cinta adalah keindahan yang sempurna.
Kekuatan cinta seorang hamba pada Rabb nya sanggup mengalahkan langit yang kokok, mengguncangkan dunia, meluluhlantakkan kemungkaran, menyemaikan kedamaian di seluruh alam. Dengan cinta, seorang hamba bertahan dalam kegelapan malam dengan linangan air mata. Dengan cinta, tentara siap mati dalam peperangan.
Kecintaan Khadijah pada Rasulullah adalah ketulusan dalam perjuangan, sehingga puncak kemuliaan dunia akhirat ia sandang. Kecintaan Abu Jahal adalah pada Latta dan Uzza, sehingga ia bangkrut. Keliru dalam menempatkan cinta adalah kehancuran, kebinasaan dan kekalahan untuk selamanya.
Para sahabat adalah orang- orang yang benar dalam menempatkan cinta, sehingga melodi hidup mereka mewangi. Karena kerja nyata yang mereka lakukan seirama dengan kehendak Tuhan, maka sejarah hidup mereka menjadi harmoni untuk dikenang menjadi seorang pejuang Islam. Hamzah adalah seorang komandan syuhada, tubuhnya tercabik – cabik karena cinta. Cinta Thalhah dan Zubair, adalah episode cinta agung yang mengalahkan cinta antara Romeo dan Juliet. Karena cinta mereka terdampar dalam perang Badar menuju surga Nya.
Pintu untuk mengikuti sejarah spektakuler seperti para sahabat masih terbuka lebar. Bermetamorfose dari seorang pecundang menjadi seorang pejuang butuh kesabaran berkepanjangan. Perlu tahapan dalam menuai kesuksesan. Berawal dari memperbaiki diri dan keluarga menjadi generasi qur’ani. Mengajak orang-orang untuk bersama membentuk masyarakat dan bangsa yang madani. Itulah bukti cinta seorang hamba.
Karena cinta pada Allah, nabi Ibrahim berpisah dari orang tuanya, nabi Nuh berpisah dari keluarganya. Begitulah cinta yang hakiki, tatkala kebenaran dan keadilan menjadi acuan dalam pergerakan. Ibarat minyak dan air, kedzaliman dan kebaikan tidak akan menyatu. Satu diantara keduanya pasti akan kalah. Jika iman seseorang kokoh, maka kebaikan akan menang, jika iman seseorang lemah maka kegelapan akan menyelimuti hidup.
Cinta adalah cahaya, dan untuk menghidupkan cinta maka seseorang harus bekerja. Kerja adalah simbol kekuatan. Kerja adalah bukti cinta. Cinta tanpa kerja tidak membuahkan hasil, kerja tanpa cinta akan sia- sia. Keduanya saling melengkapi. Dua rakaat sunnah dan tetesan air mata, itulah kerja Bilal bin Rabbah atas bukti cinta pada Rabb nya. Kerja Bilal dalam mengumandangkan azan, rela ditelentangkan dalam gurun pasir yang panas, itulah mahar surga.
Kerja menuntut pengorbanan harta, jiwa dan raga. Totalitas dalam dakwah, menuntut sinergisasi kerja-kerja nyata. Kerja yang dilakukan harus berlandaskan kemauan yang dicintai. Itulah bukti setia, sehingga ia serasi, seirama. Korelasi antara cinta dan kerja akan menciptakan suasana yang harmoni. Sehingga kerja dakwah terasa indah, melenturkan kerja yang kaku, merubah permainan berhabaya menjadi menyenangkan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni seorang kader dakwah menjadi figur yang kapabel dalam menjalankan amanah. Luas pandangannya atas sebuah masalah, tajam firasatnya, menghujam kalimat yang disampaikannya. Seluruh kemampuan individu akan terejawantahkan dalam karya. Karya tidak melulu dalam bentuk prestasi, lebih dari itu. Karya melingkupi ketulusan, keikhlasan dalam berkorban, memaafkan saat terjadi kesalahan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni segala sisi kehidupan jadi indah. Dalam dunia pendidikan guru akan tulus mengajarkan ilmu dan keluhuran budi pekerti. Di rumah sakit akan tercipta pelayanan dan optimisme dalam menyembuhkan pasien. Karena ketiga unsur tersebut merupakan naluriah kemanusiaan. Cinta mewakili hati dan ruhani, kerja mewakili intelegensi dan gerak, sedangkan harmoni mewakili hasil yang akan dicapai, yaitu kesejahteraan dan keadilan.
Membawa cinta ke ranah politik akan melenturkan kerja dalam berstategi, yang pada akhirnya tercipta harmonisasi. Sepanjang kemerdekaan Indonesia, banyak kebijakan yang bersifat otoriter, doktrin, dan tekanan yang acapkali mengotori politik itu sendiri. Oleh karena itu, diawali dengan cinta maka ketegangan berubah menjadi kelembutan.
Mengapa merubah Indonesia dengan cinta? Karena banyak pemimpin negeri ini yang melupakan hakikat cinta pada rakyat. Perjuangan yang menyimpang dari ketulusan cinta, hanya akan berujung pada kemunduran bangsa. Sebaliknya, perjuangan yang dilandaskan dengan cinta atas bukti keimanan, maka akan berbuah kemenangan dan kejayaan.
Tidak ada kehebatan tanpa ujian. Manusia hebat bukan seorang yang turun dari langit, tetapi orang bumi yang melakukan kerja langit. Orang- orang hebat lahir melalui proses, karena emas yang bernilai tinggi telah lebih dulu ditempa dalam waktu yang lama dan tidak mudah. Orang hebat membutuhkan kosistensi dalam menemukan kebenaran dan strategi kemuliaan.
Mengangkat cinta, kerja dan harmoni menjadi tagline PKS dalam mengusung pemilu 2014 merupakan strategi kemenangan. Di dalamnya mengandung humanisme sebagai ciri pemimpin demokratis. Presiden Anis Matta terus berusaha membongkar paradigma masyarakat bahwa dengan cinta, bisa membuat politik lebih indah menggema.
Selayaknya tagline tersebut merepresentasikan ketulusan cinta seluruh kader PKS, agar seirama seperti yang tertuang dalam surat cinta Nya. “Yuhibbuhum wa yuhibbuunahu”. Dia lah Allah yang mencintai mereka, dan merekapun mencintai Nya. Wallahu alam..


Load disqus comments

0 komentar