Sabtu, 09 Maret 2013

Pertahankan Hidup, Muslim Rohingya Makan Tikus


Kondisi Muslim Rohingya semakin
memprihatinkan. Relawan Lembaga
Kemanusiaan International Action Country
Leaving (ACL) Zeba mengungkapkan, masyarakat
Rohingya bahkan sampai memasak tikus karena
minimnya kebutuhan makanan.
Perempuan Bangladesh yang pernah tinggal di
Sithwe Myanmar selama 4 tahun itu menilai
bahwa permasalahan konflik Myanmar memang
tidak terlepas dari sentimen anti Islam.
"Masyarakat Rohingya memang tidak disukai
karena keislamannya, mereka dilarang sholat
dan masjid juga dihancurkan," kata Zeba, seperti
dilansir hidayatullah.com, Jum’at (8/3).
Pendapat Zeba tersebut dibenarkan oleh
relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Andhika P
Swasono.
"Saya selama di Myanmar sulit sekali untuk
shalat Jum'at karena semua masjid sudah
dibakar di Rohingya," tandasnya.
Andhika yang baru saja kembali dari Rohingya
itu menjelaskan jumlah drastis penurunan angka
masyarakat Rohingya di Myanmar. Yakni dari 7
Juta jiwa, saat ini masyarakat Rohingya di
Myanmar tinggal 800 orang saja.
Ia menjelaskan susahnya bantuan kemanusiaan
masuk. Bantuan kemanusiaan yang masuk
dimonopoli pemerintah Myanmar. Pemerintah
Myanmar mewajibkan semua bantuan
kemanusiaan juga seimbang diberikan ke umat
Budha. Padahal menurut Andhika kebutuhan
masyarakat Rohingya jauh lebih
memprihatinkan.
ACT berjanji akan terus memperjuangkan
pembangunan shelter (rumah) bagi pengungsi
Rohingya. Baik yang berada di Bangladesh
maupun yang masih bertahan di Myanmar. Saat
ini ACT sudah membangun 300 shelter dari
1000 shelter yang ditargetkan. [IK/Hdy]

Sumber:www.bersamadakwah.com/?m=1

Published with Blogger-droid v2.0.10
Load disqus comments

0 komentar