Sabtu, 09 Mei 2020

KEUTAMAAN, TANDA dan DOA LAILATUL QODAR



Alloh SWT telah memberikan kenikmatan, fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada manusia. Diantara fasilitas dan kemudahan itu adalah Lailatul Qodr.
Alloh berfirman dalam surat Al Qodr
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.


Dalam ayat lain Alloh berfirman Al Quran diturunkan di bulan Ramadan bulan puasa.
Disebutkan Qodar karena pada malam itu ditentukan Qodar/takdir (Pembaharuan tentang takdir), meskipun takdir itu adalah rahasia Alloh SWT dan tidak diketahui manusia. Sebagai umat manusia yang beriman  maka manusia harus husnudhon bahwa apa yang Alloh takdirkan kepada kita adalah kebaikan, baik yang bentuknya kesenangan atau keburukan. Keburukan disini misalnya ada seseorang yang sakit, terlihat menderita dan tidak bahagia akan tetapi bisa jadi dibelakang itu ada banyak kebaikan yang diperolehnya misalkan dihapuskannya dosa dan lain sebagainya.
Lailatul Qodar adalah penentuan, untuk itu kita diminta untuk memohon kebaikan dan berikhtiar didalam permohonan tersebut agar kita senantiasa mendapatkan kebaikan yang meningkat.
10 hari terakhir akan terlihat pada diri kita apakah ada perubahan yang tampak pada diri kita. Apakah saat menghadapi hari hari terakhir ramadhan ini merasa bahagia karena ramadan segera akan berlalu atau sedih karena ramadan akan segera pergi meninggalkan kita. Hal yang perlu dilakukan adalah muhasabah dengan menyesali segala dosa/khilaf yang telah dilakukan.
Orang yang mendapatkan pengalaman spiritual di malam Lailatul Qodr maka ia akan bertambah ketaqwaannya meningkat, dan semakin taat hingga Ramadan berikutnya.
Dalam kondisi tidak bisa I’tikaf dimasjid maka yang perlu dilakukan adalah memberi waktu dan perhatian khusus dalam Taqarub kepada Alloh SWT. Rosululloh bersabda “Ada dua tetesan yang tidak akan tersentuh api neraka yaitu tetesan darah syuhada dan tetesan orang yang takut pada Alloh SWT”.
Hal yang dilakukan agar mendapat kebaikan sebagai pengganti  i’tikaf yang tidak bisa dilakukan di masjid adalah dengan membantu/mencukupi kebutuhan orang yang sedang membutuhkan. Dalam suatu kisah ada seseorang yang  menginfakkan tabungan haji untuk kebutuhan orang lain sehingga tidak jadi pergi berhaji tapi Alloh menerima pahala haji orang tersebut.

Load disqus comments

0 komentar