Minggu, 06 Mei 2018

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menemukan alat terapi kanker payudara dengan buah ciplukan dan Ayat Al quran



Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT), Universitas Brawijaya (UB), Muhammad Deri Maulana Akbar, baru saja menyelesaikan temuan barunya. Khususnya, dalam membantu pengobatan kanker payudara di Indonesia. Temuan ini bernama Alat Terapi Kanker Payudara Berbasis Sistem Uap Air Nano dari Ekstrak Ciplukan yang Dihantarkan Melalui Medium Sinar Laser Ultraviolet (Alterkara Super Steamnano).

Deri mengatakan, alat ini terdiri dari boks gabus berukuran 30 x 30 x 30 sentimeter yang di dalamnya terdiri dari LCD, mikrokontroler, dan heater. Kemudian terdapat selang kecil yang nantinya menghubungkan uap ekstrak buah ciplukan pada heater dan bra di sisi lain. Di dalam bra berbahan lateks terdapat dua vibrator dan satu laser yang akan memaparkan hangat uap ciplukan pada pusat kanker.

Selain alat-alat tersebut, Deri ternyata menyiapkan headset yang akan digunakan pasien. ”Headset ini untuk lantunan ayat Alquran,” ujar pria yang berasal dari Surabaya ini saat ditemui wartawan di Gedung Rektora Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (12/7).

Menurut Deri, pasien yang akan mendapatkan terapi dari alatnya akan diberikan headset untuk mendengarkan ayat Alquran. Tujuannya agar menenangkan getaran sel kanker termasuk penderitanya. Ayat yang dilantunkan merupakan surat al-Hasyr yang selama ini selalu dijadikan media rukyah paling ampuh.

Deri mengatakan, penggunaan ayat Alquran dalam terapi kanker sebenarnya bukan pertama kali dilakukan. Kegiatan ini telah dimanfaatkan para dokter dan penderita kanker di Eropa yang mayoritasnya non-Muslim. “Itu sudah ada penelitiannya selama berpuluh-puluh tahun,” kata dia.

Dengan adanya temuan ini, Deri yakin penderita kanker tidak lagi merasakan mual atau pusing saat mendapatkan pengobatan. Seperti diketahui, pengobatan seperti kemoterapi akan membuat pasien mual dan muntah. “Dan ini aman serta bisa mengurangi stadium yang tadinya dua menjadi satu, tapi alat ini belum bisa dipakai pada kanker yang sudah parah seperti kanker tiga ke atas,” katanya menegaskan.

 
Sumber http://m.republika.co.id/amp_version/osz0fk


Load disqus comments

0 komentar