Jumat, 12 Juni 2015

Susah Senang, Orla dan Orba

Mengapa mesti benci dg ORLA dan ORBA?Prayitno namanya. Dulu rumahnya kontrak di Pandean, sekitar belakang BRI. Sebetulnya adalah orang biasa saja, aktivitasnya di organisasi Muhammadiyah sempat mendirikan SD dan SMP muhammadiyah di desa Danurejo Kedu sebelum pindah ke Temanggung, beberapa saat setelah kemerdekaan. Dia juga aktif mengisi pengajian di pelosok desa di kab Tmg. Dari bejen, kandangan, kedu dll.Di tahun 1960 dia termasuk target PKI utk diculik, setelah PKI berhasil menculik dan membunuh teman sejawatnya seorang Patih. Pak Patih dibunuglh dan dikubur di kebun ketela di desa Bejen.Sebagai target operasi, Prayitno terpaksa harus bersembunyi. Dia bersembunyi di kamar di belakang masjid agung. Setiap hari ada temannya secara sembunyi2 mengirim makanan.Sayang persembunyian itu terbongkar, Prayitno terpaksa melarikan diri. Setiap hari dia menginap di rumah teman2nya secara bergantian. Hal itu berlangsung berbulan2.Setelah suasana dianggap aman dia pulang ke rumah. Sayang tak lama tentara menjemputnya. Bersama dengan beberapa temannya, salah satunya Pak Ichwan Kowangan, dia ditahan di Magelang tanpa ada kesalahan yg jelas. Waktu itu Prayitno meninggalkan 5 org anak yg masih kecil. Untuk menghidupi keluarganya mereka menjual semua hartanya.Di penjara itu ditahan juga tokoh Muhammadiyah Yogya, Raden Haji Hajid, ayahanda pak Haeban Hajid. Raden haji Hajid adalah orator yg ulung dia sanggup mengobarkan semangat para tahanan agar tidak putus asa.Karena dianggap berbahaya maka tahanan asal Tmg dipindah ke Ambarawa. Di sana ditahan juga gerombolan MMC, Merapi Merbabu Complek. Suatuorganisasi komunis yg menjadi perampok di sekitar gunung merapi dan merbabu.Salah satu gerombolan MMC adalah pasukan KUNCI PUTIH dari klaten yg terkenal kejam. Tujuan awalnya para tahanan dipindah ke ambarawa agar terjadi konflik dg KUNCI PUTIH dan mati di tahanan.Alhamdulillah Allah masih melindungi mereka. Sekitar tahun 1962-63 mereka dibebaskan. Jadi masuk penjara tanpa ada sidang dan keluar juga tidak karena pengampunan. Aneh memang situasi ORLA.Tak lama PKI hancur dan kekuasaan berganti. Situasi aman Prayitno mampu menabung dan membeli tanah kapling di Bendo belakang SMPN 1 tahun 1972. Di tahun itu juga beliau mendeklarasikanpartai PPP di Temanggung bersama pak Kiai Abdul Muin Jampirejo. Kader dari pak Muin adalah pak Imron kauman mewakili NU, dan kader dari Prayitno adalah pak Anwar, ayahanda Anif Punto dari Suronatan mewakili muhammadiyah.Dg situasi aman ini muhammadiyah berkembang pesat hingga sekarang mempunyai byk sekolah dansebuah rumah sakit.Bila mereka berkumpul dan mengenang waktu di penjara, bercerita sambil tertawa. Bahkan tendangan dan pukulan petugas dianggap sebagai lelucon. Tidak ada dendam sama sekali. Mereka menerima itu dengan ikhlas sebagai takdir. (Merekahanya terdiam jika mengenang temannya yg mati diculik PKI).So buat apa dendam dengan masa lalu ORLA atau ORBA? Yg mengalami pahitnya aja santai2.Aku juga mengalami tendangan sepatu dan pukulanpopor senapan di jaman ORBA waktu aktif di HMI MPO, toh santai aja. Anggap itu pengalaman.

Oleh : M Tofa  Latif


Load disqus comments

0 komentar