Jumat, 19 Agustus 2016

Menelusuri Nikmat Kemerdekaan sesuai Petunjuk Alquran

Kemerdekaan, merupakan sebuah karunia besar yang diberikan Allah kepada Bangsa Indonesia. Kemerdekaan bukan suatu anugerah yang diberikan begitu saja. Tak akan diperoleh kemerdekaan hanya dengan berpangku tangan, gelak tawa dan  berleha leha seraya berharap kemenangan dan kemerdekaan dikaruniakan dari langit. Kemerdekaan juga bukan sesuatu gratis tanpa ada suatu pertanggungjawaban. Tapi kemerdekaan adalah sesuatu yang harus dibayar mahal. Dibayar dengan tetesan keringat dan darah. Ia harus dibayar  dengan pengorbanan. Pengorbanan jiwa,  harta dan kesabaran para pejuang. Jeruji penjara juga manjadi sesuatu yang akrab bagi para pejuang.

Menelusuri ayat ayat tentang  kemenangan dalam Alquran, kita akan menemukan petunjuk bagaimana sebenarnya tujuan akhir dari sebuah kemenangan, hakikat kemenangan dan kewajiban manakala Allah memberikan kemenangan. Di awal surat Al Fath, Allah mengingatkan kepada kita bahwa ampunan Allah adalah tujuan utama dari sebuah kemenangan yang didambakan setiap mukmin. Karena ampunan Allah adalah nikmat yang paling utama. Sementara kalau kita buka surat An Nashr maka jelaslah bahwa sessungguhnya indikator kemenangan yang nyata bagi umat Islam manakala manusia berbondong bondong  kembali tunduk  Allah dan mengikuti kepada fitrahnya yaitu ajaran Islam. Maka kewajiban bagi hamba Allah yang diberi kemenangan adalah dengan bertasbih dengan memuji Rabnya dan senantiasa memohon ampunan Allah atas segala kesalahannya.

Dalam tafsir Al Azhar dijelaskan tentang surat Al Hajj ayat 41, yang artinya :(yaitu) Orang-orang yang apabila kemi kokohkan mereka di bumi.” Dapat diartikan telah Kami tolong dan berhasil perjuangan mereka melawan kedhaliman itu,” mereka mendirikan sholat dan memberikan zakat .” Dengan susunan ayat ini bukanlah berarti bahwa mereka mau mendirikan sholat dan kokoh di muka bumi, atau setelah mereka menang menghadapi musuh-musuhnya, bahkan sejak semula perjuangan keyakinan dan keimanan kepada Tuhan itulah pegangan teguh mereka. Dalam pengalaman kita dimasa perjuangan melawan penjajahan belanda, pada umumnya orang shalih dan taat sembah yang lima waktu mereka kerjakan dengan tekun. Zakat mereka berikan. Tetapi setelah kedudukan kokoh di muka bumi mereka mulai melalaikan agama.

“Dan mereka menyuruh berbuat yang ma’ruf.” Maka timbullah berbagai anjuran agar sama-sama berbuat yang ma’ruf. Artinya yang ma’ruf ialah anjuran-anjuran atau perbuatan yang diterima baik dan disambut dengan segala senang hati oleh masyarakat ramai. Betambah banyak anjuran kepada yang ma’ruf bertambah majulah masyarakat.

“Dan mereka mecegah dari berbuat yang munkar.”Artinya yag munkar adalah segala anjuran atau perbuatan yang masyarakat bersama tidak senang melihat atau menerimanya, karena tidak sesuai dengan garis-garis kebenaran.

“Dan kepada Alah jualah akibat dari segala urusan.”ujung ayat 41) Artinya walau bagaimanapun keadaan yang dihadapi, baik ketika lemah yang menghendaki kesabaran, atau menghadapi perjuangan yang amat sengit dengan musuh karena mempertahankan ajaran Alah atau seketika kemenangan telah tercapai, sekali-kali jangan lupa, bahwa keputusan terakhir adalah pada Allah SWT jua.

Allah mengingatkan kembali, manakala kita diberi kenikmatan maka bersyukur menjadi kewajiban. Bersyukur niscaya nikmat akan ditambah.  Namun sebaliknya,  nikmat apabila dikufuri ia akan mendatangkan azab. Suatu hal yang penting diperhatikan adalah jangan sampai rasa syukur yang kita rasakan namun kekufuran yang kita lakukan. Bertambahnya kenikmatan yang kita nanti tapi azab Allah yang kita dapati. Mengekspresikan kesyukuran dengan cara yang salah, berakibat efek yang salah pula yang kita rasakan.


Load disqus comments

0 komentar