Senin, 20 November 2017

Perempuan Penopang Dakwah




2300 perempuan hujan lebat tak beranjak, tetap berdiri di lapangan yang sudah mulai tergenang

Tak usah heran, Mengapa Ibu-ibu ini rela hujan-hujanan begitu? Berkumpul tak di bayar malah membayar? Sederhana, mereka yakin dengan begitu mereka dekat dengan keRidhoan Allah, dekat dengan Surga. Ya, hanya itu harapan mereka. Dari dulu tetap sama. Tapi ini adalah energi besar.
Tidak ada terbersit di hati mereka soal kekuasaan dan jabatan. Dalam angan-anganpun tidak. Tidak terdengar ada ibu-ibu PKS ini berebut nomer caleg, berebut pengaruh. Tidak juga berebut posisi jabatan calon kepala daerah atau jabatan publik lain. Naluri mereka adalah melayani. Tulus dan ikhlas.
Mereka yang telah menopang partai ini bertahun-tahun. Menjadi penyeimbang. Berperan sebagai kader, juga berperan sebagai istri yang menguatkan suami yang juga berjuang di medan dan wadah yang sama. Tanpa mereka saya yakin partai ini sudah runtuh.

Dari rahim mereka juga akan lahir, generasi-generasi baru masa depan, yang akan menopang dakwah 20-30 tahun yang akan datang. Disetiap mereka rata-rata melahirkan anak yang tidak sedikit. 4,5,6,7 bahkan 8 lebih. Mereka ikhlas mendidik. Bisa dibayangkan berapa kali berlipat kekuatan dakwah di masa depan. Kebangkitan dakwah hanya soal waktu.

Di lapangan itu berlatih 2300 ibu-ibu perempuan PKS Jawa Tengah, latihan perempuan siaga, latihan menjadi relawan.

Energi mereka seharusnya menggedor hati meruntuhkan egoisme hati.

Jika ada kader PKS yang dihatinya masih ada ambisi kekuasaan dan kedudukan, sudah selayaknya tertunduk malu. @ Dian Amalia#

sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210586523719640&id=1243127012



Posted via Blogaway


Load disqus comments

0 komentar