Rabu, 04 November 2015

PKS Diminta Aspiratif dan Perkuat Ideologi Islam


PARTAI Islam didirikan bukan untuk menjadi pelengkap. PKS yang menjadikan Islam sebagai ideologi politik, memiliki kader-kader muda, berpendidikan, dan seharusnya siap dimajukan menjadi pemimpin bangsa.
Peneliti senior LIPI Bachtiar Effendi mengatakan hal ini dalam Diskusi Panel Mukernas IV PKS di Hotel Bumi Wiyata Depok, Selasa (3/11). Bachtiar menyampaikan materi terkait partai politik Islam di Indonesia.
“PKS pernah mengalami lompatan besar perolehan suara, yaitu 1,4 juta suara (1998) menjadi 8 juta lebih (2004). Partai ini dikenal sebagai public service party. Identitas ini yang harus segera diangkat lebih tinggi. Pilkada merupakan momen mengembalikan harga diri PKS,” kata Bachtiar.
Menurut Bachtiar, PKS perlu membangkitkan kader-kader spesialis, bukan sekedar generalis. Kader-kader vokal yang dibutuhkan publik ialah yang bersuara lantang memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Mari kita perkuat identitas partai yang melayani rakyat. Identitas ini yang menjadi ciri khas dan menarik banyak suara untuk PKS. Publik memang punya sentimen politik sendiri. Namun, bukan tidak mungkin PKS bisa melakukan lompatan-lompatan,” jelasnya.
Bachtiar pun memaparkan tiga hal yang perlu diperhatikan sebagai masukan untuk kemajuan PKS. Pertama, ujarnya, ideologi Islam.
“Bagi saya PKS harus memperkuat ideologi Islam, harus dicarikan relevansinya dalam konteks Indonesia. Kalau dulu ideologi Islam jadi stigma, buatlah sekarang stigmanya berkurang,” tegasnya.
Kedua ialah aspirasi Islam. Bachtiar berharap PKS dapat memenuhi tuntutan publik saat ini, baik aspirasi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sedangkan ketiga, tambahnya, tentang kepemimpinan.
“Orang Islam masih susah mencari pemimpin yang solidarity maker maupun administrator. Ini yang harus segera ditumbuhkan oleh PKS. Cetak kader-kader yang berkarakter ideal sesuai tuntunan kita Rasulullah SAW,” tukasnya.
Karakter pemimpin ideal yang disampaikan Bachtiar, ialah sosok yang siddiq (terpercaya), amanah (menyampaikan), tabligh (transparan atas kebijakan yang dibuat), juga fatanah (berkompeten).
“Kalau PKS memajuka kader-kader berkualitas seperti itu, insya Allah kemenangan pada Pemilu 2019 bukan hal yang mustahil dapat dicapai,” pungkas Bachtiar. [zak/Islampos]
Load disqus comments

0 komentar