Jumat, 25 September 2015

Dakwah online, Tebar Empati Raih Simpati

Tuk aktifis dakwah online, ada artikel menarik tentang membaca karakter pemilik akun facebook sekaligus bagaimana berinteraksi dengan mereka. Semoga bermanfaat dan menambah inspirasi dakwah online.

Studi baru di Burnel Universitas London mengemukakan bahwa unggahan seseorang pada dinding Facebook mereka  menggambarkan karakter pemilik akun sosial media.

Misalnya, mereka yang secara terus menerus menceritakan hubungan mereka yang sedang digrandungi masalah, itu artinya mereka membutuhkan perhatian serta dukungan. Mereka menganggap ini bagian dari pengalihan perhatian mereka atas masalah yang sedang dihadapi.

Dengan mengunggah perasaan mereka yang sedang kacau,  lalu kemudian ada temannya yang menyukai statusnya ataupun berkomentar, mereka memiliki kebahagiaan tersendiri. Ini untuk menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak sedang sendirian.

Di sisi lain ada yang gemar mengunggah sesi gaya hidup sehat mereka misalnya berolahraga. Ini menunjukkan mereka egois, berharap orang mengetahui apa yang mereka lakukan kemudian mereka menyukai dan melontarkan komentar. Yang jadi semakin memperkuar rasa percaya diri mereka.

"Sangat penting untuk memahami apa-apa yang ditulis mereka. Ini untuk menghargai apa yang mereka tulis dengan mengklik tanda like atau memberikan komentar pada status mereka," ujar Tara Marshall, dosen psikologi Universitas Brunel di London, dilansir dari tech.firstpost, Sabtu (19/9).

Menurutnya, apa yang ditulis oleh masing-masing individu di dalam akun Facebook mereka memiliki kekayaan topik yang berbeda. Untuk Anda yang memberikan like atau berkomentar, ini menunjukkan bahwa Anda menerapkan prinsip inklusi sosial. Artinya, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk mendapatkan perlakuan yang sama, kesempatan yang sama, dan setara tanpa ada batasan dan perbedaan apapun.

"Sedangkan bagi mereka yang menuliskan statusnya, mereka tidak merasa dikucilkan," ujar Tara.

Terlepas itu, sebenarnya yang menulis juga kadang lebih mengharapkan respon berupa komentar pada dinding Facebook mereka. Dan bagi mereka yang berkomentar juga mungkin hanya sebagai ungkapan atas nama kesopanan (sumber: www.rol.co.id)


Load disqus comments

0 komentar