Rabu, 06 Maret 2013

Metro TV Bantah Bela Yahudi, KPI: Ini Media Berita atau Media Provokasi?



JAKARTA : Pihak Metro TV membantah bahwa penayangan film “Berdarah Yahudi Bernafas Indonesia”,Kamis14 Februari 2013 lalu dalam  program  inside story adalah untuk membela kelompok Yahudi.
Menurut  Doddy Hidayat dari Metro TV, tayangan tersebut justru ingin membeberkan fakta perkembangan Yahudi agar masyarakat Indonesia tahu.
Menurut Doddy, perkembangan Yahudi di Indonesia sudah mencapai 60 ribu orang. Ia juga menjelaskan bahwa kelompok ini  digerakkan secara internasional.
“Masyarakat diharapkan paham perbedaan Zionis dan Yahudi. Keterbelahan itu yang ingin diungkapkan Metro TV,” jelasnya dalam pertemuan dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI) di Jakarta.
Namun, Ketua KAMMI Pusat Sofyanti Rahmat menilai tayangan Metro TV itu justru menyudutkan umat Islam. Sofyanti mengeluhkan sikap Metro TV yang tidak memfasilitasi narasumber dari kelompok yang disebut Metro TV intoleran tersebut.
Sofyan dengan tenang mengkritik sikap Metro TV karena dianggap tidak melakukan investigasi secara serius. Harusnya, menurut Sofyan, Metro TV juga memberikan gambaran tentang fakta kekejaman kelompok Zionis terhadap rakyat Palestina.
“Film tersebut memiliki cuplikan yang memojokkan,” tandasnya membantah argumentasi pihak Metro TV.
Sementara, Komisioner KPI, Azimah Subagyo mengungkapkan kekecewaannya terhadap Metro TV. Menurutnya, Metro TV tidak belajar pada kasus ketika menuduh kelompok Kerohanian Islam (Rohis) sebagai jaringan terorisme.
Azimah menilai film Inside Story tersebut memang sangat tendensius terhadap golongan agama tertentu. Menurut Azimah, selain kaidah cover both side, Metro TV seharusnya tidak memasukkan pendapat pribadi ke dalam beritanya.
“Metro TV ini media berita atau media provokasi?” tanyanya.
Sementara Dadang Rahmat Hidayat, Komisioner KPI lainya berharap Metro TV juga memerhatikan efek penerimaan asumsi masyarakat.
Menurutnya, tidak semua masyarakat akan sama menerjemahkan sebuah film atau berita. Dari situ ia berharap Metro TV lebih berhati-hati, apalagi jika informasi tersebut bersinggungan dengan sensitivitas suku, agama dan ras (SARA).
Pihak KAMMI sendiri berencana menuntut Metro TV sebesar Rp 10 Miliar.Namun, KPI masih berharap gesekan antara Metro TV dan KAMMI tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Salah satu yang diharapkan KPI, Metro TV bisa menyediakan ruang untuk membuat film yang meluruskan film “Berdarah Yahudi bernafas Indonesia”tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, tayangan INSIDE edisi “Berdarah Yahudi Bernafas Indonesia” Kamis, 14 Februari 2013 membuat KAMMI terganggu.Pasalnya, tayangan berdurasi 5 menit 36 detik yang ditulis Monique Rijkers itu menggambarkan komunitas Yahudi di Indonesia semakin tumbuh namun di sisi lain  adanya visualisasi beberapa organisasi massa Islam yang dikatan sebagai ‘massa intoleran’ dan anti Semit (anti Yahudi).
Salah satu pihak yang merasa dituding sebagai kelompok intoleran dan anti semit itu adalah organisasi ekstra mahasiswa, KAMMI.
Ketika menyebut umat Islam sebagai intoleran itu, Metro TV menayangkan aksi unjuk rasa bebaskan Palestina berikut gambar logo dan bendera KAMMI dengan durasi yang cukup lama.
“Memang tidak disebutkan secara jelas nama organisasi KAMMI, namun aksi bebaskan Palestina yang dilakukan KAMMI dengan pengambilan gambar logo dan bendera dilakukan dengan durasi yang cukup lama dan berulang,” ungkap Zahra, Humas KAMMI Pusat, sebagaimana dikutip beberapa media online, Sabtu (16/2/2013). Sumber: hidayatullah
Load disqus comments

0 komentar